Gaun
panjang yang putih itu terus bergerak maju menyapu tempat berpijak. Rambut yang
hitam dan panjang itu bergerak-gerak diantara 2 sayap yang putih bersih itu.
langkahnya cepat dan memburu mengikuti langkah cepat di depannya.
“ Helex! Helex!
Berhenti! Ayo kembali!” kata kata gadis itu pada pemuda yang sedang menarik
tangannya.
“ Rania, aku
hanya ingin berdua denganmu. Apa tidak bisa?” tanya pemuda yang dipanggil Helex
itu setelah berhenti dan membuat gadis itu ikut berhenti.
“ jika kau ingin
bedua denganku, bukan begini caranya. Sebaiknya kita kembali ke istana atau kau
akan dapat masalah.” Kata gadis bernama Rania itu.
“ Rania, aku
merasa kita tak akan bisa bersatu. Aku,, aku tak pantas untukmu.” Jawab Helex
lemas.
“ Helex! Bisakah
kau tidak berkata seperti itu? aku mencintaimu dan tak ada yang bisa merubah
hal itu. sekarang, atas nama cintaku
itu, bawalah aku kembali agar kita tidak mendapatkan masalah.” Jawab Rania
tegas.
“ Helex, Her
Highness benar. Segeralah kembali. Kita akan mendapatkan masalah jika seperti
ini.” Kata seorang pria bertubuh besar yang tiba-tiba sudah ada di samping
mereka.
“ Gilead,
bagaimana kau bisa di sini?” tanya Helex bingung.
“ di mana Her
Highness berada, aku pasti ada di situ.” Jawab Gilead bangga.
“ Gilead,
biarkan aku bersamanya barang sebentar saja. Aku hanya ingin mangucapkan
selamat malam.” Kata Helex memohon.
“ tidak, Helex!
Her Highness harus kembali sekarang.” Jawab Gilead tegas.
“ Your Highness, silahkan pulang bersama tuan
Gilead. Tentang Tuan Helex, kami yang akan mengurusnya.” Kata seorang prajurit
yang sudah berdiri di samping mereka bersama beberapa prajurit lain.
Mereka terkejut
begitu mengetahui sudah ada prajurit kerajaan di sekeliling mereka. Gilead
melotot ke arah Helex seakan berkata ‘ sudah kukatakan.’ Dia lalu kembali
menatap Rania dan mengangguk kemudian keduanya segera pergi meninggalkan Helex
bersama para prajurit.
********************************************
Rania duduk dengan tegang di samping
Rasighwa, Ibundanya. Gilead yang duduk tak begitu jauh darinya menatap gadis
itu. keduanya hanya bisa saling menatap dalam diam dan perasaan yang tak tentu.
Helex duduk sendirian di depan. Dia didampingi oleh prajurit yang bersamanya
semalam.
“ Jadi, apa
benar kau bersama Rania semalam?” tanya Raja Androximus dengan suara yang
menggelegar.
“ y..y..ya..
Your Majesty.” Jawab Helex gugup. Raja Androximus menatapnya.
“ tapi, kami tak
melakukan apapun. Karena, Her Highness kembali ke Istana bersama Gilead.”
Tambah Helex.Raja Androximus langsung menatap Gilead.
“ apa benar, kau
membawa pulang Rania?” tanya Raja Androximus pada Gilead.
“ yya,, Your
Majesty.” Jawab Gilead cepat.
Keadaan kembali
hening. Rania menggenggan tangan Rasighwa dengan sangat kencang. Menanti
sesuatu apa lagi yang akan terjadisetelah mendengar pengakuan dari Helex dan
Gilead.
“ baiklah, aku
hargai kejujuranmu. Kau mungkin bisa dilepaskan dari hukuman.” Kata Raja
Androximus melunak. Dia lalu berhenti sejenak dan melihat ekspresi Rania,
Gilead, dan Helex yang sama-sama menghembuskan napas lega, lalu Raja Androximus
tersenyum tipis.
“ Tapi...” suara
Raja Androximus kembali menggelegar dan itu membuat ketiganya kembali menegang.
“ Helex akan
tetap dihukum. Dia terpaksa harus dibuang dari negeri ini karena telah berani
mendekati Rania. Dia telah berani membawa Rania saat malam, dan itu sama sekali
tidak menghormati aku sebagai Ayah Rania.” Kata Androximus lalu terdiam.
Helex tertunduk
lemas mendengar keputusan Raja Androximus. Gilead juga menunduk, merasa
menyesal. Rania terpaku, tak bisa berbuat apa-apa dan tidak melepaskan
genggaman tangan Rasighwa.
Helex
pun dibawa ke sebuah lubang terlarang. Di sana, dia berdiri dan diberi waktu
untuk menemui keluarganya sebelum dibuang keluar dari negeri yang penuh
kebahagiaan ini. Setelah disalami oleh Ibu dan adik-adiknya, Helex terdiam
berharap Rania datang dan sekedar memeluknya jika tak bisa mencegahnya dibuang,
tapi itu sama sekali tidak terjadi. Dengan rasa kecewa, Raja Androximus pun memerintahkan
prajurit untuk memasukan Helex ke dalam lubang itu dan dalam sekejap, Helex
telah menghilang.
Setelah Helex dijatuhi hukuman, dan dibawa
ke lubang terlarang, Rania tidak bisa berbuat apa-apa. Dia segera melepaskan
tangan Ibundanya dan segera berlari ke kamar. Melihat Rania yang pergi, Gilead
segera mengejar Gadis itu.
“ Your
Highness,, apa kau baik-baik saja?” tanya Gilead dari luar kamar.
“ aku sedang
tidak baik, Gilead. Pergilah! Aku sedang ingin sendiri.” Jawab Rania dari dalam
kamar dan membuat pengawal setianya itu segera pergi.
NEW YORK
Sesuatu
jatuh dengan sangat keras hingga menimbulkan keributan di lorong sempit itu.
Kucing-kucing segera berlarian meninggalkan makan siang mereka. Seorang wanita berkulit
hitam berdiri di balkon rumahnya lalu memandang ke bawah. Hanya tumpukan sampah
yang berceceran. Dia mendesah lalu menggerutu sebentar kemudian masuk ke dalam rumah.
Tumpukan
sampah itu tiba-tiba bergerak dan ada sesuatu yang berusaha bangkit. Dia
membuka matanya saat mencium bau busuk yang sangat tajam. Dia langsung
menyingkirkan barang-barang aneh yang menutupi tubuhnya. Dia bangun dan
memandang heran logam dibawah tubuhnya yang sudah tak berbentuk lagi.Dia
memandang ke atas dan hanya melihat dinding-dinding yang tinggi. Dia bangkit
berdiri dan tiba-tiba meringis saat merasakan sesuatu yang aneh di kakinya. Dia
beranjak keluar dari tumpukan benda aneh yang mengelilinginya itu, lalu berjalan
pelan untuk mencari sesuatu yang sama sekali tidak dia mengerti. Merasa ada
sesuatu yang tidak enak, dia menatap kakinya dan melihat cairan merah yang
mengalir dari sebuah goresan besar. Dia terus berjalan pelan dengan kekuatan
yang nyaris habis dan terjatuh.
“ ahh...” dia
meringis saat merasakan sakit di kakinya.
Kepalanya
berputar-putar. Semua yang ada di sekitarnya serasa berputar. Dia memegang
kepalanya agar tidak bergerak, tapi semua yang dia lihat tetap tidak berhenti
berputar. Hingga akhirnya, dunia terasa mulai malam, matanya mulai terpejam dan
tiba-tiba sebuah tangan datang menopangnya. Dengan sekuat tenaga, dia berusaha
membuka matanya dan melihat apa yang menyentuhnya. Pandangannya kabur dan
membuatnya benar-benar berjuang untuk mengetahui apa yang terjadi padanya. Dan
akhirnya dilihatlah seorang yang dikenalnya..
“
Faster..” desisnya pelan dan tiba-tiba segalanya berubah gelap....
Sudah beberapa hari sejak Helex
dibuang dari Fialla, dan Rania tetap tidak keluar dari kamarnya. Makanan yang
dikirim selalu ditolak. Situasi ini membuat semua orang di Fialla menjadi
cemas, kalau-kalau terjadi sesuatu pada tuan Putri mereka.
“ Your Highness,
ku mohon. Keluarlah dari kamar. Kau butuh makan dan Kita bisa jalan-jalan untuk
mencari udara segar. Ayolah, Your Highness.” Bujuk Gilead dari depan pintu
Rania.
“ pergilah
Gilead! Makanlah dan carilah udara segar! Tidak usah memperdulikanku. Ayahku
saja tidak pernah memperdulikanku.” Jawab Rania dari dalam kamarnya.
“ jangan berkata
begitu, Your Highness! His Majesty sangat menyayangi dan memperdulikan anda.
His Majesty selalu ingin yang terbaik untuk anda.” Jawab Gilead lagi.
“ jika Ayah
menyayangiku, mengapa Ayah membuang Helex?” Tanya Rania yang sudah berada di
hadapan Gilead dan membuat pria itu terkejut. Gilead langsung berlutut di
hadapan Rania.
“ Your
Highness.” Kata Gilead pada Rania.
“ bawa aku, pada
Raja Androximus!” perintah Rania.
Ratu terlihat sangat bahagia saat
melihat Putrinya. Rasighwa langsung memeluk Rania ketika gadis itu berdiri di
hadapannya.
“ sayang, kau
terlihat sangat pucat. Mengapa kau harus menolak semua makanan yang dikirimkan
untukmu?” Tanya Rasighwa cemas.
“ Bu, aku perlu
bicara dengan Ayah.” Jawab Rania datar.
“ kau ingin
bicara denganku?”Tanya Androximus tiba-tiba.
“ ya, Ayah.”
Jawab Rania pasti.
“ sayangnya, aku
tidak ingin berbicara dengan orang yang tidak makan berhari-hari.” Jawab
Androximus dan membuat Rania segera makan.
“ Ayah, bisa
kita bicara sekarang?” Tanya Rania setelah selesai makan.
“jika kau ingin
membicarakan tentang Helex, lupakan saja.” Jawab Androximus datar.
“ Ayah! Ayah
tidak bisa begitu. Dia kekasihku, Ayah. Bagaimana mungkin Ayah tega
membuangnya?” Tanya Rania sedih.
“ Anakku, kau
tidak pernah tahu, seperti apa Helex itu. Ayah Helex adalah seorang manusia.
Ibu Helex yang ceroboh, pergi ke dunia manusia, dan membawa Helex ke Fialla.
Apa kau pernah tahu itu?” jelas Androximus
“ tapi Putrimu
ini mencintai makhluk setengah manusia itu,Ayah.” Jawab Rania sedih.
“ cinta? Hah!
sungguh ikatan yang mengerikan.” Komentar Androximus sinis.
“ cinta yang
membuat manusia itu rela diburu di Fialla setelah disembunyikan beberapa lama lalu
dibuang. Cinta yang membuat Anakku datang untuk menentang aku.” Lanjut
Androximus dengan suaranya yang menggelegar.
“ kau tau, nak?
Ayah punya sebuah permainan. Permainan tentang cinta. Jika benar kau mencintai
pemuda itu dan dia juga mencintaimu, maka aku akan membuangmu dan membiarkan
cinta kalian yang menyelamatkan kalian. Dan kalian hanya akan bisa kembali ke
Fialla, jika kalian bisa bersatu dalam sesuatu yang disebut Cinta sejati itu
sendiri.” Jelas Androximus lagi.
“ ku harap kau
tidak serius dengan ucapanmu.” Komentar Rasighwa sinis.
“ Ratuku, aku
serius untuk ini seperti Anak kita yang serius menentangku.” Jawab Androximus
santai.
“ baiklah! Akan
Ku Buktikan pada Ayah, bahwa Cinta sejati itu ada.” Jawab Rania tegas.
“ bagus. Itu
semangat yang luar biasa. Jadi, apa kita harus menunggu? Atau kau ingin pergi
sekarang?” Tanya Androximus sinis.
“ silahkan
sekarang saja.” Jawab Rania tajam.
“ baiklah.
Gilead! Datang dan temani Putriku tercinta. Dia akan berjalan-jalan sedikit
mencari udara segar.” Panggil Androximus.
Gilead segera
datang dan Raniapun pergi bersama Gilead diiringi isak tangis Rasighwa dan
semua rakyat Fialla.
NEW YORK
Dia membuka matanya perlahan. Tidak
ada siapapun. Dia melihat ke sekelilingnya, sepertinya Dia berada di dalam
sebuah kamar. Dia berusaha keras untuk bangkit dari tempat tidurnya, saat
seorang pria datang dan melihatnya,
“helex, Jangan
bangun dulu dari tempat tidur.” Kata Pria itu membuat pemuda yang bernama Helex
itu terheran sejenak lalu tersenyum.
“ Faster. Ku
kira, aku hanya bermimpi.” Kata Helex lemas.
“ kau bilang mimpi? Hhmm.. bagaimana perjalananmu, bung?
Melihatmu seperti ini membuatku yakin perjalananmu pastilah sangat tidak
menyenangkan.” Goda Pria yang bernama Faster itu.
“ Faster,kau
bilang ‘seperti ini’? ‘Seperti ini apa’? Di mana kita? Dan, mengapa kau ada di
sini?” Tanya Helex bertubi-tubi.
“ ya, seperti
ini, kau Terluka dan pingsan. Jelas sekali perjalananmu buruk. Dan biar ku
beritahu, kita ada di sebuah Kota yang menakjubkan.‘ Selamat Datang, di New
York!’ dan mengapa aku ada di sini, aku ditugaskan untuk bersamamu sampai ada
sesuatu hal yang terjadi.” Jelas Faster lalu duduk di samping ranjang.
“ sesuatu hal?
Hal apa itu? Baikkah ? atau mungkinkah itu hal buruk? “ Tanya Helex lagi.
“ Bung, untuk
pertanyaan yang itu, aku tidak tahu. Kita lihat saja nanti apa yang akan
terjadi.” Jawab Faster pelan saat
Seorang wanita berkulit hitam tiba-tiba masuk.
“ hai. Aku Rita.
Kau sudah sadar ternyata. Sebaiknya mari ikut makan bersama kami.” Kata wanita
bernama Rita itu lalu pergi.
“ Rita adalah
pemilik rumah ini. Aku meminta bantuan padanya, saat kulihat dia sama
sepertiku, berkulit hitam, dan berambut keriting.” Jelas Faster.
Helex menatap
Faster sesaat, lalu terkejut saat mengingat sesuatu.
“ Faster,
bagaimana dia bisa membantu makhluk bersayap seperti kita? Apa dia tak apa jika
harus melihat sayap kita?” Tanya Helex bingung.
“ selama kita
berada di sini, tak ada yang bisa melihat sayap kita. Tapi, mereka bisa
melihatnya saat bulu-bulunya gugur.” Jawab Faster dan langsung menarik Helex
yang ke meja makan.
ROMA
Hujan terus mengguyur tanpa henti
tak peduli malam yang semakin larut. Dia tetap terus melangkah tanpa henti
bahkan nyaris berlari agar segera sampai di tempat tujuannya. Tempat sampah
yang tak jauh darinya tiba-tiba terjatuh membuatnya tiba-tiba berhenti, dan tak
lama kemudian seekor kucing berlari pergi dari tempat sampah itu. Dia menarik
nafasnya lalu kembali berjalan. Jaraknya sudah tak jauh dari tujuannya saat
sesuatu jatuh dengan keras hingga menghancurkan kotak kayu yang tak jauh
darinya. Dia berhenti dan menunggu, tapi tak ada apapun yang bergerak beranjak
dari kotak kayu itu. Dengan memberanikan diri, dia mulai mendekat. Dengan sinar
dari telepon genggamnya, samar-samar dia melihat wanita cantik dengan pakaian
putih di atas kotak kayu yang hancur itu. Tanpa berpikir panjang, wanita itu
segera digendong dan dibawa ke rumahnya.
LONDON
Pria itu turun dari langit secara
tiba-tiba dan menapakkan kaki di atap rumah seseorang. Namanya Gilead.
“ mm..
pendaratan yang cukup bagus.” Komentarnya. Dia segera turun lalu mulai
berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan dimana semua orang memandangnya
kebingungan.
Dia terus
berjalan hingga dia menemukan sebuah kaca di mana dia bisa bercermin. Akhirnya,
dia mengerti mengapa orang-orang itu kebingungan melihatnya. Itu karena
pakaiannya yang aneh. Mungkin orang-orang berpikir bahwa dia adalah orang dari
suatu zaman perang dengan rompi kulitnya itu. Dia tersenyum sendiri melihat
pantulan bayangannya di kaca. Ya.. Dia terlihat aneh diantara orang-orang yang
berpakaian biasa-biasa saja. Dia lalu membuka rompinya, kemudian memakainya
lagi. Namun, itu bukan lagi sebuah rompi, melainkan sebuah jacket. Orang-orang
semakin bingung melihatnya. Bagaimana bisa sebuah rompi berubah jadi jacket?
Apakah dia adalah seorang pesulap yang sedang melakukan pertunjukan di jalanan?
Pria itu hanya tersenyum dan kembali berjalan-jalan tanpa menghiraukan segala
pikiran aneh dari orang-orang yang melihatnya.
ROMA
Rania membuka
matanya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia mengawasi sekitarnya, dan
yakin bahwa dia sudah berada di suatu tempat.
“ kau sudah sadar.” Kata seorang pemuda lalu
meletakkan minum di meja.
“ sebaiknya kau
minum dulu.” Kata Pemuda itu lagi. Dia membantu Rania bangkit dan minum.
“ semalam aku
menemukanmu dan aku langsung membawamu ke sini. Kau tidak apa-apa?”Tanya pemuda
itu. Rania mengangguk.
“ terima kasih.”
Jawab Rania singkat. Pemuda itupun tersenyum.
“ namaku
Claudio.” Kata pemuda itu lagi.
“ Rania.”
Jawabnya singkat.
“ sebaiknya kau
mandi dulu. Setelah itu, akan ku obati lukamu.” Kata Caludio lalu memberikan
Rania sepasang pakaian dan mengantarnya ke kamar mandi.
Rania baru saja masuk ke kamar
mandi, Claudio segera kembali ke kamar dan membereskan ruangan itu. Dan dia
sangat terkejut saat melihat sebuah bulu di tempat tidurnya dan tiba-tiba
seorang gadis masuk.
“ hai, Claudio.”
Sapa gadis itu riang.
“ hai, Santana.”
Balas Claudio lalu mencium gadis yang bernama Santana itu.
“ apa yang
sedang kau lihat?” Tanya Santana sambil menunjuk bulu itu dengan dagunya.
“ ini? Aku juga
tidak tahu bagaimana ini bisa ada di sini.” Jawab Claudio bingung. Keduanya
lalu mulai berciuman dan tiba-tiba diinterupsi saat Rania masuk dan melihat mereka.
“ siapa dia?”
Tanya Santana tajam.
“ Rania,
kenalkan ini kekasihku.” Kata Claudio cepat.
“ aku Rania.”
Katanya sopan.
“ Santana.”
Rania lalu
memberikan pakaian Caludio kembali pada pemuda itu. Claudio terkejut melihatnya
lalu segera berlari ke kamar mandi.
“ ada apa, denganmu?”Tanya Santana bingung melihat tingkah kekasihnya.
“ ada apa, denganmu?”Tanya Santana bingung melihat tingkah kekasihnya.
“ Rania, apa
yang terjadi? Bagaimana bisa bajumu jadi bersinar lagi? Dan luka-lukamu,
hilang??” Tanya Claudio bingung.
“ ada apa ini?”
Tanya Santana tak kalah bingung.
“ mari, duduk
dulu.” Kata Claudio dan merekapun duduk.
“ Santana,
semalam saat aku pulang aku melihat Rania terluka maka ku bawa ke sini. Bajunya
kotor, dan tubuhnya penuh luka. Aku baru saja menyuruhnya mandi dan memberikan
sepasang pakaianku. Tapi, bajunya kembali bersih dan luka-lukanya sudah tak ada
lagi.” Jelas Claudio.
“ siapa kau
sebenarnya?” Tanya Santana tajam.
“maaf sudah
merepotkanmu, Claudio. Maaf sudah membuat salah paham di sini.” Kata Rania
pelan.
“ aku dibuang
dari tempat tinggalku bernama Fialla. Aku dibuang karena aku membantah Ayahku.
Aku di sini harus bisa menemukan kekasihku dan bersatu dengannya agar kami bisa
kembali ke Fialla.” Jelas Rania.
“ ya ampun.. apa
lagi ini? Aku tidak mengerti.” Kata Claudio lalu memutar bola matanya.
“ sebentar, sepertinya aku pernah dengar yang seperti ini. Ya.. seperti cerita-cerita tentang Dunia Peri. Ahh.. baiklah. Rania, kau boleh tinggal bersama kami dan kami akan membantumu mencari kekasihmu.” Jawab Santana manis lalu memeluk Rania.
“ sebentar, sepertinya aku pernah dengar yang seperti ini. Ya.. seperti cerita-cerita tentang Dunia Peri. Ahh.. baiklah. Rania, kau boleh tinggal bersama kami dan kami akan membantumu mencari kekasihmu.” Jawab Santana manis lalu memeluk Rania.
“ tapi, siapa
namanya?”Tanya Santana kemudian.
“ Helex.” Jawab
Rania singkat.
“ ya.. nama yang
aneh, seperti namamu.” Komentar Santana lagi.
“ terima kasih
sudah mau menolongku.” Kata Rania lagi.
NEW YORK
Helex dan Faster berjalan pelan
menyusuri keramaian kota tanpa mengetahui arah yang tepat.
“ Helex, apa kau
merasakan hal ini juga?” tanya Faster tiba-tiba.
“ merasakan
apa?” tanya Helex kebingungan.
“ aku merasa,
ada makhluk seperti kita yang juga berada di tempat ini.” Jawab Faster sambil
memejamkan mata.
“ maksudmu, kota
ini?’ tanya Helex lagi.
“ bukan kota
ini, Helex! Tapi di Bumi.” Jawab Faster.
“ kira-kira
siapa itu?” tanya Helex lagi.
“ benarkah kau
tidak merasakannya?” tanya faster bingung.
“ merasakan apa?
Cepat katakan, siapa yang juga berada di bumi?!” desak Helex.
Faster benar-benar tidak mengerti
mengapa Helex tidak bisa merasakan keberadaan kaum mereka yang juga berada di
Bumi, padahal mereka berasal dari tempat yang sama.
“ sepertinya, ada
seorang pengawal sepertiku.” kata Faster pasti.
“Tapi, untuk apa
dia di sini?” tanya Helex lagi.
“ aku tidak
tahu. Tapi merasakan energi lain yang lebih kuat.” Kata Faster lagi.
“ siapa?!” tanya
Helex lagi.
“ aku tidak
tahu, Helex.” Kata Faster lagi dan membuat Helex akhirnya terdiam.
Ada
keperluan apa Her Highness datang ke tempat ini. Her Highness tidak layak
berada di tempat seperti ini. Gilead, mengapa harus terpisah? Faster mulai berpikir keras setelah
mengetahui siapa yang memiliki energi itu. Sedangkan Helex terdiam sambil
merenungkan apa yang baru saja terjadi padanya. Mengapa Ia tak dapat merasakan
kehadiran kaumnya yang lain seperti yang dirasakan Faster. Helex tiba-tiba
merasakan perutnya bergejolak.
“ Faster, aku
merasakan hal aneh pada perutku. Ku kira…” Helex berkata pada Faster sambil
memegang perutnya.
“ ada apa?” Tanya
Faster bingung.
“ aku lapar!”
jawab Helex serius lalu tertawa melihat ekspresi Faster yang cemas terhadapnya.
“ itu tidak
lucu, Helex. Ku katakan sekali lagi, TIDAK LUCU!!” kata Faster lalu berjalan
dahulu meninggalkan Helex yang masih menertawakannya.
“ hei, Faster!
Tunggu!” teriak Helex lalu berlari mengejar Faster hingga Pria itu tiba-tiba
berhenti.
“ Faster, tak
kusangka kau marah padaku.” Kata Helex menahan tawanya.
Faster memandang Helex sejenak lalu
tiba-tiba menarik pemuda itu dengan kasar.
“ hei! Faster!
Apa yang ingin kau lakukan padaku?! Kukira kau tidak mudah marah hingga semarah
ini!!” teriak Helex membela diri.
Faster tiba-tiba
melepaskan cengkeramannya lalu mendudukan Helex pada sebuah kursi.
“ kau bilang
lapar, kan?! Sekarang makanlah!” kata Faster datar.
“ Faster, apa
kau tahu bahwa kau sangat baik? Tapi caramu mengajakku makan tadi, aku tak suka
caramu itu!” omel Helex.
“permisi Tuan-tuan, apa yang ingin
anda pesan?” Tanya seorang gadis cantik yang telah berdiri di depan Helex
dengan sebuah celemek lusuh.
Helex memandang
gadis itu lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Faster.
“ apa kau ingin
melihatku menggoda gadis ini?” bisik Helex lalu tersenyum nakal.
“ ku harap
tidak.” Jawab Faster datar.
“ mm.. mari kita
liat. Apa yang kau punya di sini?” Tanya Helex pada Gadis yang berada di
depannya itu.
“ kami punya
banyak makanan yang bisa kau lihat menunya di atas mejamu.” Jawab gadis itu
datar.
Helex terkejut dan langsung melihat
tepat di atas mejanya. Benar sekali! Daftar menu tertera dengan sangat jelas di
situ. Helex menatap gadis di depannya itu yang mulai bosan.
“ apa yang anda
pesan, Tuan?” Tanya gadis itu sekali lagi.
“ kami pesan dua
kentang tumbuk, dua daging panggang, dan dua Bir. Terima kasih.” Jawab Faster
cepat.
ROMA
Claudio dan Santana mengajak Rania
untuk pergi berjalan-jalan. Melihat-lihat keadaan kota yang mereka sebut dengan
nama ‘ Roma ‘ saat seorang pria datang mendekati mereka.
“ selamat pagi
yang cerah, Caludio dan Santana. Apa kabar hari ini? Apa ada kabar baik bahwa
kalian akan melunasi hutang?” Tanya pria itu lalu tersenyum sinis.
“ maaf, tuan.
Kami belum bisa membayar hutang kami. Kami, belum punya cukup uang.” Jawab
Santana pelan.
” Oh, ya !
aku ingat jawaban itu. Aku sering mendengarnya.” Kata pria itu lalu menatap
garang pada mereka.
“ aku akan bayar
semua hutang mereka. Berapa banyak uang yang kau butuhkan, tuan?” jawab Rania
tenang.
“ oh.. ternyata
kalian mulai pintar memilih teman. Tapi dia sangat cantik, dan kelihatannya
sangat kaya untuk menjadi teman kalian.” Sindir pria itu lalu mendekati Rania.
“ nona,
sebaiknya kau ikut saja denganku. Kau lebih pantas bersamaku dari pada bersama
mereka.” Kata Pria itu di dekat wajahnya.
“ sebut saja
harganya! Akan aku bayar.” Jawab Rania tegas. Pria itu lalu
menjauhkan wajahnya dan tiba-tiba mendekap Rania.
“ dengar nona,
sebaiknya kau menyutujui pernyataanku tadi, atau terpaksa aku harus membawamu
tanpa ijin dari kedua teman miskinmu itu!” bisik pria itu kasar.
“ dan aku akan
menghitung sampai tiga. Jika hitungan berakhir dan kau tidak melepaskan
perempuan itu, maka aku benar-benar akan membuat kau, dan semua anak buahmu
babak belur.” Kata seorang pria tiba-tiba.
“ Gilead..”
desis Rania pelan kemudian pria yang ternyata Gilead itu membungkuk di hadapan
Rania. Melihat itu, pria tadi memberi tanda pada anak buahnya dan mulai
menghajar Gilead.
Mereka menyaksikan anak buah dari
pria tadi mulai tumbang satu per satu oleh Gilead hingga tak ada yang tersisa.
Kini, Gilead kembali menatap Rania dan pria itu.
“ jika kali ini
kau tetap tidak melepaskan perempuan itu, maka kau bisa lihat dari contoh di
hadapanmu.” Kata Gilead tegas membuat pria tadi terpaksa melepaskan Rania dan
pergi membawa malu.
“ Gilead. Kau
tidak apa-apa? Dari mana kau datang?” Tanya Rania panik.
“ tidak Your
Highness.aku tidak apa-apa. Kemarin, aku berada di tempat yang disebut London.
Aku hanya mengikuti sinyal keberadaanmu kemari.” Jelas Gilead santai.
Rania melihat
ada sesuatu yang janggal. Seorang wanita yang berada tak jauh di belakang
Gilead. Tatapannya cemas, tak seperti tatapan mereka yang lain, tercengang.
“ ehm.. Gilead,
siapa itu?” Tanya Rania sambil menunjuk wanita itu dengan Dagu indahnya.
Gilead mengikuti
arah yang ditunjuk lalu tersenyum. Pria itu lalu menarik wanita itu ke hadapan
Rania.
“ siapa ini?”
bisik wanita itu.
“ namanya Rania.
Dia adalah seorang Tuan Putri. Beri hormat padanya.” Jawab Gilead dengan
berbisik pula.
Wanita itu
menatap Rania sesaat, tersenyum, lalu segera membungkuk memberi hormat. Rania
terkejut melihat tindakannya dan segera mengangkatnya kembali.
“ tidak. Tidak
perlu.” Kata Rania sopan.
“ maaf.” Desis
wanita itu.
“ teman-teman,
perkenalkan ini pamanku Gilead. Paman Gilead, ini teman-temanku Claudio dan
Santana. Mereka sepasang kekasih.” Kata Rania tenang. Gilead melihat pancaran
kesedihan dari mata Rania, namun tetap terdiam. Ia kemudian mendekat pada
Rania.
“ Your Highness,
wanita itu namanya Sangty. Maafkan aku membawanya serta. Dia tidak punya
siapa-siapa dan ingin sekali ikut denganku. Selebihnya, akan ku jelaskan
nanti.” Bisik Gilead.
“ baiklah. Tapi,
Gilead! Berhenti memanggilku Your Highness. Panggil saja Rania.” Jawab Rania
yang langsung mendapat anggukan dari Gilead.
**********************************************************
Claudio
dan Santana mengajak ‘teman baru’ mereka berkeliling ke tempat-tempat yang
sering mereka kunjungi, termasuk ke sungai kecil di tengah hutan ini. Di tempat
ini masing-masing dari mereka bisa mendapatkan ketenangan mereka sendiri. Rania
berjalan pelan menuju sungai. Gadis itu menatap pantulan dirinya di air hingga
tiba-tiba air matanya menetes. Dia merindukan kekasihnya Helex. Rania segera
membasuh wajahnya lalu mengambil sedikit air lagi dan menenggaknya.
“ ahh.. segar
sekali.” Katanya lalu tersenyum manis. Gadis itu lalu beranjak sambil
menari-nari kecil saat tiba-tiba sebuah putting beliung kecil muncul dan
tiba-tiba menghilang di samping Rania di gantikan dengan sosok seorang pria
paruh baya yang separuh rambutnya berwarna keperakkan.
“ sayangku,
sedang apa di sini?” sapa pria itu.
“ paman
Aquamoris. Sedang apa di sini?” tanya Rania kaget. Gilead terkejut melihat Raja
Aquamoris ada di sini. Ia pun segera berdiri dan membungkuk hormat.
“ oh sayangku,
kau tidak menjawab pertanyaan pamanmu ini. Omong-omong, akulah Raja air, jadi
di mana ada air di situ ada aku. Aku terkejut saat air matamu menyentuh air.
Ada apa denganmu ? sedang apa kau di sini ?” jawab Raja Aquamoris,
saudara Raja Androximus.
“ aku hanya
mencari angin segar di sini.” Jawab Rania pelan membuat Raja Aquamoris
tersenyum sinis.
“ kau tentu
punya masalah. Sebab Androximus tidak akan membiarkanmu berkeliaran seperti
ini, apalagi ditemani oleh Gilead yang senantiasa menuruti segala keinginanmu
itu.” Sindir Raja Aquamoris. Pria itu melihat rona kesedihan di wajah
keponakannya itu. Ia pun langsung memeluk Rania.
“ Rania, aku ini
pamanmu. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa aku jahat, namun aku tak seburuk
itu. Sekarang, ceritakan apa yang menjadi masalahmu. Aku akan berusaha
membantumu.” Kata Raja Aquamoris lembut. Seketika, air mata Rania kembali
terjatuh.
“ aku bertengkar
dengan Ayah. Aku menentangnya. Aku kemari karena menantangnya tentang cinta.”
Jawab Rania terisak.
Cinta ?! menarik
sekali. Raja Aquamoris tersenyum mendengar
perkataan Rania.
“ bisa kau
jelaskan lagi seperti apa lebih tepatnya masalah cintamu ini.” Kata Raja
Aquamoris tenang.
“ aku kesini
untuk mencari Helex agar kami bisa kembali bersama ke Fialla.” Jelas Rania.
“ Helex?” Tanya
Raja Aquamoris tak percaya.” Kau berpacaran dengan Helex?”
“ ya, paman.
Helex adalah kekasihku.” Jawab Rania pasti. Gadis itu terkejut melihat ekspresi
pamannya ketika nama Helex disebut.
“ sebagai
pamanmu, kusarankan lebih baik kau menyerah. Tinggalkan pemuda itu, suruh
Gilead membawamu pulang. Tak ada gunanya kau kemari untuk mencarinya, apalagi
membawanya pulang ke Fialla. Itu tidak akan pernah bisa terjadi!” jawab Raja
Aquamoris tegas.
“ paman?! Katamu
kau akan membantuku. Mana?! Kau malah menyuruhku berpisah dengannya. Ada apa
ini?!” tangis Rania seketika terpecah.
“ sayangku, jika
dia telah berada di sini maka kau tak kan bisa mendapatkannya lagi. Helex tidak
sepenuhnya malaikat seperti kita. Dia setengah malaikat. Ayahnya adalah seorang
manusia, sama seperti teman-temanmu itu. Dia tidak ada bisa mengerti dirimu
lagi jika kau memaksanya untuk pulang. Nalurinya bukan lagi naluri seperti
kita, melainkan naluri manusia. Pulanglah! Carilah pemuda yang lebih baik
darinya! Masih banyak Pangeran dari kerajaan lain yang siap mencintaimu.” Jelas
Aquamoris lalu mengecup kening Rania dan pergi, menghilang.
Keadaan menjadi kembali sunyi
seperti tak terjadi apa-apa. Ketiga manusia itu menegang mendengar percakapan
tadi. Gilead terdiam, berpikir keras. Rania terdiam. Napasnya tertahan, dadanya
terasa sesak. Air matanya mengucur deras, sakit hati.
NEW YORK
Keadaan kota seperti biasa, sibuk,
penuh dengan hiruk-pikuk. Faster dan Helex masuk ke sebuah kedai minuman.
Sambil menunggu minuman mereka, keduanya melihat acara di televisi. Terlihat
banyak wanita catik memakai bikini two
piece menari-nari dengan lincah. Terlihat pemandangan pantai yang indah,
dan suasana pesta yang sangat ramai dan menggoda.
“ oh.. ternyata
begitu gambaran pesta jika ditempat ini.” Kata Helex pelan sambil tertawa
hambar. Helex merasakan sesuatu berdesir di benaknya, namun ia belum memahami
apak itu.
“ Rio de
Jeneiro! Kota yang indah. Apa kau ingin mencoba untuk mendatangi tempat
itu ?” kata pelayan yang kemudian meletakkan gelas minuman Helex.
“ Rio de
Jeneiro? Berapa lama untuk sampai ke sana ?” Tanya Helex menyelidik.
“ tak sampai
sehari jika memakai pesawat.” Jawab pelayan santai.
“ pesawat?!”
Tanya Faster tiba-tiba.
“ ya! Kau tahu,
benda melayang yang mempunyai sayap seperti burung. Memiliki mesin, terbuat
dari steel, mempunyai roda
pendaratan, dengan suara menderu dan dikendalikan oleh manusia. Tolong jangan
katakan kau berasal dari zaman batu!” jelas pelayan itu kemudian segera pergi
setelah memandang Faster dengan keheranan.
“ faster,
bisakah kita ke sana?” bisik Helex setelah pelayan itu pergi.
“ pergi ke mana?
Ke pesawat itu? Tidak!” Jawab Faster.
“ bukan pergi
pesawat itu, Faster! Maksudku pergi ke kota itu! Rio de Jeneiro!” jawab Helex
bersemangat.
“ dasar bodoh! Jika
kau ingin ke sana, kita bisa
ke sana sekarang tanpa burung mesin itu. Apa kau lupa makhluk apa kita ini?!”
jawab Faster dengan berbisik.
Seketika
juga Helex merasakan suatu perasaan yang aneh. Makhluk apakah mereka? Makhluk apakah
dia?
“ baiklah, bisa
kita pergi sekarang?” Tanya Helex lagi.
ROMA
Kelima orang itu berjalan keluar
hutan.
“ ayah, akan
kubuktikan bahwa kalian salah! Akan kubuktikan bahwa Cinta itu ada.” Katanya
tegas segera berjalan pergi.
“ your highness, Faster menemani Helex di
sini.” Jelas Gilead.
“ baiklah, mari
kita temui mereka.”
RIO
DE JENEIRO
Matahari perlahan beranjak
mengunjungi bagian lain dari Bumi. Langit mulai kemerahan, bahkan keunguan
dengan berkas emas sinar mentari yang masih tertinggal. Lampu-lampu mulai
dinyalakan, makanan kecil mulai dijajakan. Helex dan Faster menikmati
pemandangan dengan berbaring di atas pasir pantai yang hangat. seorang gadis
seksi dengan bikini merah yang membalut kulit coklatnya, menggoda mengajak
Helex berdansa. Faster melihat Helex bangkit dan mulai menari dengan gadis itu.
“
Faster, kau ingin mencoba? Ayolah.” Ajak Helex. Faster hanya terdiam sambil
tersenyum getir melihatnya.
Disaat
berikutnya mereka telah diajak duduk di pinggir jalan, menikmati semilir angin
laut dengan suguhan penari cantik, makanan, dan minuman memabukkan. Faster memungut Helex
yang tidur berdampingan dengan muntahannya dan membawanya ke sebuah penginapan.
“
faster, itu tadi sangat… luar biasa.” Katanya singkat lalu tertidur.
NEW
YORK
“ apa kau yakin mereka ada di
sini?” tanya Rania ragu.
“
tentu. Aku yakin mereka di sini.” Jawab Gilead sambil memegang sejumput tanah.
“
atau setidaknya, pernah…” katanya lagi membuat Rania melotot padanya.
“
apa maksudmu? Apakah mereka sudah tak ada di sini?” Tanya Rania emosi.Gilead
terdiam. Tiba-tiba ponsel Santana
berdering. Gadis itu segera menerima panggilan itu. Masing-masing tenggelam
dalam pemikirannya. Kecemasan tiba-tiba menyelimuti Claudio, merasa ada sesuatu
pada Santana.
Sekelompok orang
datang menemui mereka. Setelah terlibat dalam pembicaraan serius, Santana
akhirnya pergi mengikuti orang-orang tadi kembali ke Roma. Caludio hanya
tersenyum miris mengetahui kenyataan bahwa ternyata Ia berpacaran dengan Putri
salah satu pengusaha kaya di Roma yang saat ini telah dijodohkan dan akan
menikah. Dia tak bisa berbuat apa-apa, karena orang miskin memang tidak dapat
membantah. Sangty terlihat tegang hingga membuat Gilead pun memeluknya. Sedang
Claudio dan Rania, terpaku, terdiam..
“ alangkah baiknya, jika kini aku
bisa bertemu dengan Helex.” Kata Rania pelan.
“ Your Highness,
izinkan aku untuk mengantarkan kita ke sana.” Kata Gilead pasti.
RIO DE JENEIRO
Faster mengambil tempat di sudut
keramaian. Matanya mengawasi Helex yang sedang membagikan kartu. Ia tak habis
pikir dengan sikap Helex yang terlihat biasa saja saat menyadari bahwa dirinya
sudah tidak bisa terbang seperti Faster. Kecemasan mulai merambati perasaan
Faster. Helex yang sekarang bukan lagi Helex yang dikenalnya.
Seketika mata Faster menangkap sosok
yang dikenalnya. Rania dan Gilead
“ Your Highness” sapanya sambil
membungkuk di hadapan Rania.
“ faster. Sedang
apa di sini? Mana Helex?” Tanya Rania tegas. Faster segera mengantarkan mereka
menemui Helex.
“ helex.”
Panggil Rania. Pemuda itu terkejut
dan segera menemui Rania.
“ akhirnya aku
menemukanmu. Kita bisa kembali ke Fialla sekarang.” Kata Rania senang sambil
memeluk pemuda yang dicintainya itu.
“ maaf.” Kata
Helex lalu melepaskan pelukan Rania.” Sekarang namaku Alex, dan aku sudah tidak
mungkin bisa kembali ke Fialla. Aku, menyukai tempat ini. jika kau ingin pergi,
pergi saja. Tidak usah hiraukan aku. Dan bawa saja Faster, dia lebih baik
melayanimu dari pada aku.”
Seketika
air mata Rania menetes. Tidak pernah Ia bayangkan akan terjadi hal seperti ini.
Ia menangis dihadapan Helex berharap pemuda itu akan meralat ucapannya dan
kembali bersama mereka, namun Helex yang kini menjadi Alex malah pergi meniggalkannya.
Raja Androximus duduk terdiam di
tahtanya. Di sampingnya terdapat Rasighwa yang tak dapat menghentikan
tangisannya.
“ inilah
akibatnya jika membiarkan emosi mengacaukan pikiranmu! Nikmatilah! Anakmu tidak
akan bisa kembali lagi tanpa pemuda setengah itu!” sindir Aquamoris.
“ diam kau!
Mengapa juga kau tidak membawa pulang anakku saat kau bersamanya?!” Tanya
Androximus tajam.
“ Diam kalian!!
Kita semua salah!! Ini semua salah!!” teriak Rasighwa di sela tangisannya. Ia
pun bengkit dari tahta hendak kembali ke kamarnya.
“ sekarang,
Anakku satu-satunya telah hilang. Terima kasih!” katanya lalu pergi.
PARIS
Uadara pagi yang sejuk menyentuh
kulit Rania yang lembut. Gadis itu duduk di atap, memejamkan mata sambil
menikmati aroma Roti yang sedang dibakar. Di bawah sana, Faster dan Gilead
sibuk mencangkul tanah, menanam segala jenis sayuran.
Rania menatap langit, jauh menerawang.
Membayangkan apa yang seang terjadi di Fialla sana, apa yang sedang di lakukan
Helex di Rio. Baikkah dia? Ahh.. pemuda
itu tentu sudah tak memikirkannya lagi. membayangkan apa yang sedang di lakukan
santana di Roma. Rania menatap langit pagi dan membayangkan, apa yang sedang
dilakukan Caludio.
NEW YORK
Claudio keluar dari sebuah gedung,
memeriksa buku catatanya. Dia berjalan menuju sepeda motornya. Ia lalu menatap
langit siang yang sangat panas
itu kemudian tersenyum. Walaupun ia hanya seorang pemuda miskin yang
ditinggalkan oleh kekasihnya yang ternyata orang kaya itu, namun dia tak
menyesal karena Santana jelas mencintainya. Dan juga, dia tidak menyesal bisa
bertemu dengan orang-orang aneh seperti Rania, Gilead, Faster, dan Helex. Dia
bangga telah menjadi salah satu orang yang pernah bersama malaikat – setidaknya
mereka menyebut diri mereka seperti itu. Dan Claudio yakin di Bumi tempat ia
tinggal hanya ada Santana, Sangty – sekarang istri Gilead, dan dirinya yang
mengetahui bahwa Malaikat kini benar-benar ada.
by : Prisca Magdalena