Senin, 30 September 2013

ANGELS on EARTH

Gaun panjang yang putih itu terus bergerak maju menyapu tempat berpijak. Rambut yang hitam dan panjang itu bergerak-gerak diantara 2 sayap yang putih bersih itu. langkahnya cepat dan memburu mengikuti langkah cepat di depannya.
“ Helex! Helex! Berhenti! Ayo kembali!” kata kata gadis itu pada pemuda yang sedang menarik tangannya.
“ Rania, aku hanya ingin berdua denganmu. Apa tidak bisa?” tanya pemuda yang dipanggil Helex itu setelah berhenti dan membuat gadis itu ikut berhenti.
“ jika kau ingin bedua denganku, bukan begini caranya. Sebaiknya kita kembali ke istana atau kau akan dapat masalah.” Kata gadis bernama Rania itu.
“ Rania, aku merasa kita tak akan bisa bersatu. Aku,, aku tak pantas untukmu.” Jawab Helex lemas.
“ Helex! Bisakah kau tidak berkata seperti itu? aku mencintaimu dan tak ada yang bisa merubah hal itu.  sekarang, atas nama cintaku itu, bawalah aku kembali agar kita tidak mendapatkan masalah.” Jawab Rania tegas.
“ Helex, Her Highness benar. Segeralah kembali. Kita akan mendapatkan masalah jika seperti ini.” Kata seorang pria bertubuh besar yang tiba-tiba sudah ada di samping mereka.
“ Gilead, bagaimana kau bisa di sini?” tanya Helex bingung.
“ di mana Her Highness berada, aku pasti ada di situ.” Jawab Gilead bangga.
“ Gilead, biarkan aku bersamanya barang sebentar saja. Aku hanya ingin mangucapkan selamat malam.” Kata Helex memohon.
“ tidak, Helex! Her Highness harus kembali sekarang.” Jawab Gilead tegas.
 “ Your Highness, silahkan pulang bersama tuan Gilead. Tentang Tuan Helex, kami yang akan mengurusnya.” Kata seorang prajurit yang sudah berdiri di samping mereka bersama beberapa prajurit lain.
Mereka terkejut begitu mengetahui sudah ada prajurit kerajaan di sekeliling mereka. Gilead melotot ke arah Helex seakan berkata ‘ sudah kukatakan.’ Dia lalu kembali menatap Rania dan mengangguk kemudian keduanya segera pergi meninggalkan Helex bersama para prajurit.
                                    ********************************************
            Rania duduk dengan tegang di samping Rasighwa, Ibundanya. Gilead yang duduk tak begitu jauh darinya menatap gadis itu. keduanya hanya bisa saling menatap dalam diam dan perasaan yang tak tentu. Helex duduk sendirian di depan. Dia didampingi oleh prajurit yang bersamanya semalam.
“ Jadi, apa benar kau bersama Rania semalam?” tanya Raja Androximus dengan suara yang menggelegar.
“ y..y..ya.. Your Majesty.” Jawab Helex gugup. Raja Androximus menatapnya.
“ tapi, kami tak melakukan apapun. Karena, Her Highness kembali ke Istana bersama Gilead.” Tambah Helex.Raja Androximus langsung menatap Gilead.
“ apa benar, kau membawa pulang Rania?” tanya Raja Androximus pada Gilead.
“ yya,, Your Majesty.” Jawab Gilead cepat.
Keadaan kembali hening. Rania menggenggan tangan Rasighwa dengan sangat kencang. Menanti sesuatu apa lagi yang akan terjadisetelah mendengar pengakuan dari Helex dan Gilead.
“ baiklah, aku hargai kejujuranmu. Kau mungkin bisa dilepaskan dari hukuman.” Kata Raja Androximus melunak. Dia lalu berhenti sejenak dan melihat ekspresi Rania, Gilead, dan Helex yang sama-sama menghembuskan napas lega, lalu Raja Androximus tersenyum tipis.
“ Tapi...” suara Raja Androximus kembali menggelegar dan itu membuat ketiganya kembali menegang.
“ Helex akan tetap dihukum. Dia terpaksa harus dibuang dari negeri ini karena telah berani mendekati Rania. Dia telah berani membawa Rania saat malam, dan itu sama sekali tidak menghormati aku sebagai Ayah Rania.” Kata Androximus lalu terdiam.
Helex tertunduk lemas mendengar keputusan Raja Androximus. Gilead juga menunduk, merasa menyesal. Rania terpaku, tak bisa berbuat apa-apa dan tidak melepaskan genggaman tangan Rasighwa.
Helex pun dibawa ke sebuah lubang terlarang. Di sana, dia berdiri dan diberi waktu untuk menemui keluarganya sebelum dibuang keluar dari negeri yang penuh kebahagiaan ini. Setelah disalami oleh Ibu dan adik-adiknya, Helex terdiam berharap Rania datang dan sekedar memeluknya jika tak bisa mencegahnya dibuang, tapi itu sama sekali tidak terjadi. Dengan rasa kecewa, Raja Androximus pun memerintahkan prajurit untuk memasukan Helex ke dalam lubang itu dan dalam sekejap, Helex telah menghilang.
            Setelah Helex dijatuhi hukuman, dan dibawa ke lubang terlarang, Rania tidak bisa berbuat apa-apa. Dia segera melepaskan tangan Ibundanya dan segera berlari ke kamar. Melihat Rania yang pergi, Gilead segera mengejar Gadis itu.
“ Your Highness,, apa kau baik-baik saja?” tanya Gilead dari luar kamar.
“ aku sedang tidak baik, Gilead. Pergilah! Aku sedang ingin sendiri.” Jawab Rania dari dalam kamar dan membuat pengawal setianya itu segera pergi.
NEW YORK
Sesuatu jatuh dengan sangat keras hingga menimbulkan keributan di lorong sempit itu. Kucing-kucing segera berlarian meninggalkan makan siang mereka. Seorang wanita berkulit hitam berdiri di balkon rumahnya lalu memandang ke bawah. Hanya tumpukan sampah yang berceceran. Dia mendesah lalu menggerutu sebentar kemudian masuk ke  dalam rumah.
Tumpukan sampah itu tiba-tiba bergerak dan ada sesuatu yang berusaha bangkit. Dia membuka matanya saat mencium bau busuk yang sangat tajam. Dia langsung menyingkirkan barang-barang aneh yang menutupi tubuhnya. Dia bangun dan memandang heran logam dibawah tubuhnya yang sudah tak berbentuk lagi.Dia memandang ke atas dan hanya melihat dinding-dinding yang tinggi. Dia bangkit berdiri dan tiba-tiba meringis saat merasakan sesuatu yang aneh di kakinya. Dia beranjak keluar dari tumpukan benda aneh yang mengelilinginya itu, lalu berjalan pelan untuk mencari sesuatu yang sama sekali tidak dia mengerti. Merasa ada sesuatu yang tidak enak, dia menatap kakinya dan melihat cairan merah yang mengalir dari sebuah goresan besar. Dia terus berjalan pelan dengan kekuatan yang nyaris habis dan terjatuh.
“ ahh...” dia meringis saat merasakan sakit di kakinya.
Kepalanya berputar-putar. Semua yang ada di sekitarnya serasa berputar. Dia memegang kepalanya agar tidak bergerak, tapi semua yang dia lihat tetap tidak berhenti berputar. Hingga akhirnya, dunia terasa mulai malam, matanya mulai terpejam dan tiba-tiba sebuah tangan datang menopangnya. Dengan sekuat tenaga, dia berusaha membuka matanya dan melihat apa yang menyentuhnya. Pandangannya kabur dan membuatnya benar-benar berjuang untuk mengetahui apa yang terjadi padanya. Dan akhirnya dilihatlah seorang yang dikenalnya..
“ Faster..” desisnya pelan dan tiba-tiba segalanya berubah gelap....
            Sudah beberapa hari sejak Helex dibuang dari Fialla, dan Rania tetap tidak keluar dari kamarnya. Makanan yang dikirim selalu ditolak. Situasi ini membuat semua orang di Fialla menjadi cemas, kalau-kalau terjadi sesuatu pada tuan Putri mereka.
“ Your Highness, ku mohon. Keluarlah dari kamar. Kau butuh makan dan Kita bisa jalan-jalan untuk mencari udara segar. Ayolah, Your Highness.” Bujuk Gilead dari depan pintu Rania.
“ pergilah Gilead! Makanlah dan carilah udara segar! Tidak usah memperdulikanku. Ayahku saja tidak pernah memperdulikanku.” Jawab Rania dari dalam kamarnya.
“ jangan berkata begitu, Your Highness! His Majesty sangat menyayangi dan memperdulikan anda. His Majesty selalu ingin yang terbaik untuk anda.” Jawab Gilead lagi.
“ jika Ayah menyayangiku, mengapa Ayah membuang Helex?” Tanya Rania yang sudah berada di hadapan Gilead dan membuat pria itu terkejut. Gilead langsung berlutut di hadapan Rania.
“ Your Highness.” Kata Gilead pada Rania.
“ bawa aku, pada Raja Androximus!” perintah Rania.
            Ratu terlihat sangat bahagia saat melihat Putrinya. Rasighwa langsung memeluk Rania ketika gadis itu berdiri di hadapannya.
“ sayang, kau terlihat sangat pucat. Mengapa kau harus menolak semua makanan yang dikirimkan untukmu?” Tanya Rasighwa cemas.
“ Bu, aku perlu bicara dengan Ayah.” Jawab Rania datar.
“ kau ingin bicara denganku?”Tanya Androximus tiba-tiba.
“ ya, Ayah.” Jawab Rania pasti.
“ sayangnya, aku tidak ingin berbicara dengan orang yang tidak makan berhari-hari.” Jawab Androximus dan membuat Rania segera makan.
“ Ayah, bisa kita bicara sekarang?” Tanya Rania setelah selesai makan.
“jika kau ingin membicarakan tentang Helex, lupakan saja.” Jawab Androximus datar.
“ Ayah! Ayah tidak bisa begitu. Dia kekasihku, Ayah. Bagaimana mungkin Ayah tega membuangnya?” Tanya Rania sedih.
“ Anakku, kau tidak pernah tahu, seperti apa Helex itu. Ayah Helex adalah seorang manusia. Ibu Helex yang ceroboh, pergi ke dunia manusia, dan membawa Helex ke Fialla. Apa kau pernah tahu itu?” jelas Androximus
“ tapi Putrimu ini mencintai makhluk setengah manusia itu,Ayah.” Jawab Rania sedih.
“ cinta? Hah! sungguh ikatan yang mengerikan.” Komentar Androximus sinis.
“ cinta yang membuat manusia itu rela diburu di Fialla setelah disembunyikan beberapa lama lalu dibuang. Cinta yang membuat Anakku datang untuk menentang aku.” Lanjut Androximus dengan suaranya yang menggelegar.
“ kau tau, nak? Ayah punya sebuah permainan. Permainan tentang cinta. Jika benar kau mencintai pemuda itu dan dia juga mencintaimu, maka aku akan membuangmu dan membiarkan cinta kalian yang menyelamatkan kalian. Dan kalian hanya akan bisa kembali ke Fialla, jika kalian bisa bersatu dalam sesuatu yang disebut Cinta sejati itu sendiri.” Jelas Androximus lagi.
“ ku harap kau tidak serius dengan ucapanmu.” Komentar Rasighwa sinis.
“ Ratuku, aku serius untuk ini seperti Anak kita yang serius menentangku.” Jawab Androximus santai.
“ baiklah! Akan Ku Buktikan pada Ayah, bahwa Cinta sejati itu ada.” Jawab Rania tegas.
“ bagus. Itu semangat yang luar biasa. Jadi, apa kita harus menunggu? Atau kau ingin pergi sekarang?” Tanya Androximus sinis.
“ silahkan sekarang saja.” Jawab Rania tajam.
“ baiklah. Gilead! Datang dan temani Putriku tercinta. Dia akan berjalan-jalan sedikit mencari udara segar.” Panggil Androximus.
Gilead segera datang dan Raniapun pergi bersama Gilead diiringi isak tangis Rasighwa dan semua rakyat Fialla.

NEW YORK
            Dia membuka matanya perlahan. Tidak ada siapapun. Dia melihat ke sekelilingnya, sepertinya Dia berada di dalam sebuah kamar. Dia berusaha keras untuk bangkit dari tempat tidurnya, saat seorang pria datang dan melihatnya,
“helex, Jangan bangun dulu dari tempat tidur.” Kata Pria itu membuat pemuda yang bernama Helex itu terheran sejenak lalu tersenyum.
“ Faster. Ku kira, aku hanya bermimpi.” Kata Helex lemas.
“ kau bilang mimpi?  Hhmm.. bagaimana perjalananmu, bung? Melihatmu seperti ini membuatku yakin perjalananmu pastilah sangat tidak menyenangkan.” Goda Pria yang bernama Faster itu.
“ Faster,kau bilang ‘seperti ini’? ‘Seperti ini apa’? Di mana kita? Dan, mengapa kau ada di sini?” Tanya Helex bertubi-tubi.
“ ya, seperti ini, kau Terluka dan pingsan. Jelas sekali perjalananmu buruk. Dan biar ku beritahu, kita ada di sebuah Kota yang menakjubkan.‘ Selamat Datang, di New York!’ dan mengapa aku ada di sini, aku ditugaskan untuk bersamamu sampai ada sesuatu hal yang terjadi.” Jelas Faster lalu duduk di samping ranjang.
“ sesuatu hal? Hal apa itu? Baikkah ? atau mungkinkah itu hal buruk? “ Tanya Helex lagi.
“ Bung, untuk pertanyaan yang itu, aku tidak tahu. Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi.” Jawab  Faster pelan saat Seorang wanita berkulit hitam tiba-tiba masuk.
“ hai. Aku Rita. Kau sudah sadar ternyata. Sebaiknya mari ikut makan bersama kami.” Kata wanita bernama Rita itu lalu pergi.
“ Rita adalah pemilik rumah ini. Aku meminta bantuan padanya, saat kulihat dia sama sepertiku, berkulit hitam, dan berambut keriting.” Jelas Faster.
Helex menatap Faster sesaat, lalu terkejut saat mengingat sesuatu.
“ Faster, bagaimana dia bisa membantu makhluk bersayap seperti kita? Apa dia tak apa jika harus melihat sayap kita?” Tanya Helex bingung.
“ selama kita berada di sini, tak ada yang bisa melihat sayap kita. Tapi, mereka bisa melihatnya saat bulu-bulunya gugur.” Jawab Faster dan langsung menarik Helex yang ke meja makan.
ROMA
            Hujan terus mengguyur tanpa henti tak peduli malam yang semakin larut. Dia tetap terus melangkah tanpa henti bahkan nyaris berlari agar segera sampai di tempat tujuannya. Tempat sampah yang tak jauh darinya tiba-tiba terjatuh membuatnya tiba-tiba berhenti, dan tak lama kemudian seekor kucing berlari pergi dari tempat sampah itu. Dia menarik nafasnya lalu kembali berjalan. Jaraknya sudah tak jauh dari tujuannya saat sesuatu jatuh dengan keras hingga menghancurkan kotak kayu yang tak jauh darinya. Dia berhenti dan menunggu, tapi tak ada apapun yang bergerak beranjak dari kotak kayu itu. Dengan memberanikan diri, dia mulai mendekat. Dengan sinar dari telepon genggamnya, samar-samar dia melihat wanita cantik dengan pakaian putih di atas kotak kayu yang hancur itu. Tanpa berpikir panjang, wanita itu segera digendong dan dibawa ke rumahnya.
LONDON
            Pria itu turun dari langit secara tiba-tiba dan menapakkan kaki di atap rumah seseorang. Namanya Gilead.
“ mm.. pendaratan yang cukup bagus.” Komentarnya. Dia segera turun lalu mulai berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan dimana semua orang memandangnya kebingungan.
Dia terus berjalan hingga dia menemukan sebuah kaca di mana dia bisa bercermin. Akhirnya, dia mengerti mengapa orang-orang itu kebingungan melihatnya. Itu karena pakaiannya yang aneh. Mungkin orang-orang berpikir bahwa dia adalah orang dari suatu zaman perang dengan rompi kulitnya itu. Dia tersenyum sendiri melihat pantulan bayangannya di kaca. Ya.. Dia terlihat aneh diantara orang-orang yang berpakaian biasa-biasa saja. Dia lalu membuka rompinya, kemudian memakainya lagi. Namun, itu bukan lagi sebuah rompi, melainkan sebuah jacket. Orang-orang semakin bingung melihatnya. Bagaimana bisa sebuah rompi berubah jadi jacket? Apakah dia adalah seorang pesulap yang sedang melakukan pertunjukan di jalanan? Pria itu hanya tersenyum dan kembali berjalan-jalan tanpa menghiraukan segala pikiran aneh dari orang-orang yang melihatnya.
ROMA
Rania membuka matanya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia mengawasi sekitarnya, dan yakin bahwa dia sudah berada di suatu tempat.
 “ kau sudah sadar.” Kata seorang pemuda lalu meletakkan minum di meja.
“ sebaiknya kau minum dulu.” Kata Pemuda itu lagi. Dia membantu Rania bangkit dan minum.
“ semalam aku menemukanmu dan aku langsung membawamu ke sini. Kau tidak apa-apa?”Tanya pemuda itu. Rania mengangguk.
“ terima kasih.” Jawab Rania singkat. Pemuda itupun tersenyum.
“ namaku Claudio.” Kata pemuda itu lagi.
“ Rania.” Jawabnya singkat.
“ sebaiknya kau mandi dulu. Setelah itu, akan ku obati lukamu.” Kata Caludio lalu memberikan Rania sepasang pakaian dan mengantarnya ke kamar mandi.
            Rania baru saja masuk ke kamar mandi, Claudio segera kembali ke kamar dan membereskan ruangan itu. Dan dia sangat terkejut saat melihat sebuah bulu di tempat tidurnya dan tiba-tiba seorang gadis masuk.
“ hai, Claudio.” Sapa gadis itu riang.
“ hai, Santana.” Balas Claudio lalu mencium gadis yang bernama Santana itu.
“ apa yang sedang kau lihat?” Tanya Santana sambil menunjuk bulu itu dengan dagunya.
“ ini? Aku juga tidak tahu bagaimana ini bisa ada di sini.” Jawab Claudio bingung. Keduanya lalu mulai berciuman dan tiba-tiba diinterupsi saat Rania masuk dan melihat mereka.
“ siapa dia?” Tanya Santana tajam.
“ Rania, kenalkan ini kekasihku.” Kata Claudio cepat.
“ aku Rania.” Katanya sopan.
“ Santana.”
Rania lalu memberikan pakaian Caludio kembali pada pemuda itu. Claudio terkejut melihatnya lalu segera berlari ke kamar mandi.
“ ada apa, denganmu?”Tanya Santana bingung melihat tingkah kekasihnya.
“ Rania, apa yang terjadi? Bagaimana bisa bajumu jadi bersinar lagi? Dan luka-lukamu, hilang??” Tanya Claudio bingung.
“ ada apa ini?” Tanya Santana tak kalah bingung.
“ mari, duduk dulu.” Kata Claudio dan merekapun duduk.
“ Santana, semalam saat aku pulang aku melihat Rania terluka maka ku bawa ke sini. Bajunya kotor, dan tubuhnya penuh luka. Aku baru saja menyuruhnya mandi dan memberikan sepasang pakaianku. Tapi, bajunya kembali bersih dan luka-lukanya sudah tak ada lagi.” Jelas Claudio.
“ siapa kau sebenarnya?” Tanya Santana tajam.
“maaf sudah merepotkanmu, Claudio. Maaf sudah membuat salah paham di sini.” Kata Rania pelan.
“ aku dibuang dari tempat tinggalku bernama Fialla. Aku dibuang karena aku membantah Ayahku. Aku di sini harus bisa menemukan kekasihku dan bersatu dengannya agar kami bisa kembali ke Fialla.” Jelas Rania.
“ ya ampun.. apa lagi ini? Aku tidak mengerti.” Kata Claudio lalu memutar bola matanya.
“ sebentar, sepertinya aku pernah dengar yang seperti ini. Ya.. seperti cerita-cerita tentang Dunia Peri. Ahh.. baiklah. Rania, kau boleh tinggal bersama kami dan kami akan membantumu mencari kekasihmu.” Jawab Santana manis lalu memeluk Rania.
“ tapi, siapa namanya?”Tanya Santana kemudian.
“ Helex.” Jawab Rania singkat.
“ ya.. nama yang aneh, seperti namamu.” Komentar Santana lagi.
“ terima kasih sudah mau menolongku.” Kata Rania lagi.
NEW YORK
            Helex dan Faster berjalan pelan menyusuri keramaian kota tanpa mengetahui arah yang tepat.
“ Helex, apa kau merasakan hal ini juga?” tanya Faster tiba-tiba.
“ merasakan apa?” tanya Helex kebingungan.
“ aku merasa, ada makhluk seperti kita yang juga berada di tempat ini.” Jawab Faster sambil memejamkan mata.
“ maksudmu, kota ini?’ tanya Helex lagi.
“ bukan kota ini, Helex! Tapi di Bumi.” Jawab Faster.
“ kira-kira siapa itu?” tanya Helex lagi.
“ benarkah kau tidak merasakannya?” tanya faster bingung.
“ merasakan apa? Cepat katakan, siapa yang juga berada di bumi?!” desak Helex.
            Faster benar-benar tidak mengerti mengapa Helex tidak bisa merasakan keberadaan kaum mereka yang juga berada di Bumi, padahal mereka berasal dari tempat yang sama.
“ sepertinya, ada seorang pengawal sepertiku.” kata Faster pasti.
“Tapi, untuk apa dia di sini?” tanya Helex lagi.
“ aku tidak tahu. Tapi merasakan energi lain yang lebih kuat.” Kata Faster lagi.
“ siapa?!” tanya Helex lagi.
“ aku tidak tahu, Helex.” Kata Faster lagi dan membuat Helex akhirnya terdiam.
Ada keperluan apa Her Highness datang ke tempat ini. Her Highness tidak layak berada di tempat seperti ini. Gilead, mengapa harus terpisah? Faster mulai berpikir keras setelah mengetahui siapa yang memiliki energi itu. Sedangkan Helex terdiam sambil merenungkan apa yang baru saja terjadi padanya. Mengapa Ia tak dapat merasakan kehadiran kaumnya yang lain seperti yang dirasakan Faster. Helex tiba-tiba merasakan perutnya bergejolak.
“ Faster, aku merasakan hal aneh pada perutku. Ku kira…” Helex berkata pada Faster sambil memegang perutnya.
“ ada apa?” Tanya Faster bingung.
“ aku lapar!” jawab Helex serius lalu tertawa melihat ekspresi Faster yang cemas terhadapnya.
“ itu tidak lucu, Helex. Ku katakan sekali lagi, TIDAK LUCU!!” kata Faster lalu berjalan dahulu meninggalkan Helex yang masih menertawakannya.
“ hei, Faster! Tunggu!” teriak Helex lalu berlari mengejar Faster hingga Pria itu tiba-tiba berhenti.
“ Faster, tak kusangka kau marah padaku.” Kata Helex menahan tawanya.
            Faster memandang Helex sejenak lalu tiba-tiba menarik pemuda itu dengan kasar.
“ hei! Faster! Apa yang ingin kau lakukan padaku?! Kukira kau tidak mudah marah hingga semarah ini!!” teriak Helex membela diri.
Faster tiba-tiba melepaskan cengkeramannya lalu mendudukan Helex pada sebuah kursi.
“ kau bilang lapar, kan?! Sekarang makanlah!” kata Faster datar.
“ Faster, apa kau tahu bahwa kau sangat baik? Tapi caramu mengajakku makan tadi, aku tak suka caramu itu!” omel Helex.
            “permisi Tuan-tuan, apa yang ingin anda pesan?” Tanya seorang gadis cantik yang telah berdiri di depan Helex dengan sebuah celemek lusuh.
Helex memandang gadis itu lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Faster.
“ apa kau ingin melihatku menggoda gadis ini?” bisik Helex lalu tersenyum nakal.
“ ku harap tidak.” Jawab Faster datar.
“ mm.. mari kita liat. Apa yang kau punya di sini?” Tanya Helex pada Gadis yang berada di depannya itu.
“ kami punya banyak makanan yang bisa kau lihat menunya di atas mejamu.” Jawab gadis itu datar.
            Helex terkejut dan langsung melihat tepat di atas mejanya. Benar sekali! Daftar menu tertera dengan sangat jelas di situ. Helex menatap gadis di depannya itu yang mulai bosan.
“ apa yang anda pesan, Tuan?” Tanya gadis itu sekali lagi.
“ kami pesan dua kentang tumbuk, dua daging panggang, dan dua Bir. Terima kasih.” Jawab Faster cepat.
“ baik, terimakasih, pesanan anda akan saya buatkan.” Jawab gadis itu sopan pada Faster lalu pergi.
ROMA
            Claudio dan Santana mengajak Rania untuk pergi berjalan-jalan. Melihat-lihat keadaan kota yang mereka sebut dengan nama ‘ Roma ‘ saat seorang pria datang mendekati mereka.
“ selamat pagi yang cerah, Caludio dan Santana. Apa kabar hari ini? Apa ada kabar baik bahwa kalian akan melunasi hutang?” Tanya pria itu lalu tersenyum sinis.
“ maaf, tuan. Kami belum bisa membayar hutang kami. Kami, belum punya cukup uang.” Jawab Santana pelan.
” Oh, ya ! aku ingat jawaban itu. Aku sering mendengarnya.” Kata pria itu lalu menatap garang pada mereka.
“ aku akan bayar semua hutang mereka. Berapa banyak uang yang kau butuhkan, tuan?” jawab Rania tenang. 
“ oh.. ternyata kalian mulai pintar memilih teman. Tapi dia sangat cantik, dan kelihatannya sangat kaya untuk menjadi teman kalian.” Sindir pria itu lalu mendekati Rania.
“ nona, sebaiknya kau ikut saja denganku. Kau lebih pantas bersamaku dari pada bersama mereka.” Kata Pria itu di dekat wajahnya.
“ sebut saja harganya! Akan aku bayar.” Jawab Rania tegas. Pria itu lalu menjauhkan wajahnya dan tiba-tiba mendekap Rania.
“ dengar nona, sebaiknya kau menyutujui pernyataanku tadi, atau terpaksa aku harus membawamu tanpa ijin dari kedua teman miskinmu itu!” bisik pria itu kasar.
“ dan aku akan menghitung sampai tiga. Jika hitungan berakhir dan kau tidak melepaskan perempuan itu, maka aku benar-benar akan membuat kau, dan semua anak buahmu babak belur.” Kata seorang pria tiba-tiba.
“ Gilead..” desis Rania pelan kemudian pria yang ternyata Gilead itu membungkuk di hadapan Rania. Melihat itu, pria tadi memberi tanda pada anak buahnya dan mulai menghajar Gilead.
            Mereka menyaksikan anak buah dari pria tadi mulai tumbang satu per satu oleh Gilead hingga tak ada yang tersisa. Kini, Gilead kembali menatap Rania dan pria itu.
“ jika kali ini kau tetap tidak melepaskan perempuan itu, maka kau bisa lihat dari contoh di hadapanmu.” Kata Gilead tegas membuat pria tadi terpaksa melepaskan Rania dan pergi membawa malu.
“ Gilead. Kau tidak apa-apa? Dari mana kau datang?” Tanya Rania panik.
“ tidak Your Highness.aku tidak apa-apa. Kemarin, aku berada di tempat yang disebut London. Aku hanya mengikuti sinyal keberadaanmu kemari.” Jelas Gilead santai.
Rania melihat ada sesuatu yang janggal. Seorang wanita yang berada tak jauh di belakang Gilead. Tatapannya cemas, tak seperti tatapan mereka yang lain, tercengang.
“ ehm.. Gilead, siapa itu?” Tanya Rania sambil menunjuk wanita itu dengan Dagu indahnya.
Gilead mengikuti arah yang ditunjuk lalu tersenyum. Pria itu lalu menarik wanita itu ke hadapan Rania.
“ siapa ini?” bisik wanita itu.
“ namanya Rania. Dia adalah seorang Tuan Putri. Beri hormat padanya.” Jawab Gilead dengan berbisik pula.
Wanita itu menatap Rania sesaat, tersenyum, lalu segera membungkuk memberi hormat. Rania terkejut melihat tindakannya dan segera mengangkatnya kembali.
“ tidak. Tidak perlu.” Kata Rania sopan.
“ maaf.” Desis wanita itu.
“ teman-teman, perkenalkan ini pamanku Gilead. Paman Gilead, ini teman-temanku Claudio dan Santana. Mereka sepasang kekasih.” Kata Rania tenang. Gilead melihat pancaran kesedihan dari mata Rania, namun tetap terdiam. Ia kemudian mendekat pada Rania.
“ Your Highness, wanita itu namanya Sangty. Maafkan aku membawanya serta. Dia tidak punya siapa-siapa dan ingin sekali ikut denganku. Selebihnya, akan ku jelaskan nanti.” Bisik Gilead.
“ baiklah. Tapi, Gilead! Berhenti memanggilku Your Highness. Panggil saja Rania.” Jawab Rania yang langsung mendapat anggukan dari Gilead.
            **********************************************************
Claudio dan Santana mengajak ‘teman baru’ mereka berkeliling ke tempat-tempat yang sering mereka kunjungi, termasuk ke sungai kecil di tengah hutan ini. Di tempat ini masing-masing dari mereka bisa mendapatkan ketenangan mereka sendiri. Rania berjalan pelan menuju sungai. Gadis itu menatap pantulan dirinya di air hingga tiba-tiba air matanya menetes. Dia merindukan kekasihnya Helex. Rania segera membasuh wajahnya lalu mengambil sedikit air lagi dan menenggaknya.
“ ahh.. segar sekali.” Katanya lalu tersenyum manis. Gadis itu lalu beranjak sambil menari-nari kecil saat tiba-tiba sebuah putting beliung kecil muncul dan tiba-tiba menghilang di samping Rania di gantikan dengan sosok seorang pria paruh baya yang separuh rambutnya berwarna keperakkan.
“ sayangku, sedang apa di sini?” sapa pria itu.
“ paman Aquamoris. Sedang apa di sini?” tanya Rania kaget. Gilead terkejut melihat Raja Aquamoris ada di sini. Ia pun segera berdiri dan membungkuk hormat.
“ oh sayangku, kau tidak menjawab pertanyaan pamanmu ini. Omong-omong, akulah Raja air, jadi di mana ada air di situ ada aku. Aku terkejut saat air matamu menyentuh air. Ada apa denganmu ? sedang apa kau di sini ?” jawab Raja Aquamoris, saudara Raja Androximus.
“ aku hanya mencari angin segar di sini.” Jawab Rania pelan membuat Raja Aquamoris tersenyum sinis.
“ kau tentu punya masalah. Sebab Androximus tidak akan membiarkanmu berkeliaran seperti ini, apalagi ditemani oleh Gilead yang senantiasa menuruti segala keinginanmu itu.” Sindir Raja Aquamoris. Pria itu melihat rona kesedihan di wajah keponakannya itu. Ia pun langsung memeluk Rania.
“ Rania, aku ini pamanmu. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa aku jahat, namun aku tak seburuk itu. Sekarang, ceritakan apa yang menjadi masalahmu. Aku akan berusaha membantumu.” Kata Raja Aquamoris lembut. Seketika, air mata Rania kembali terjatuh.
“ aku bertengkar dengan Ayah. Aku menentangnya. Aku kemari karena menantangnya tentang cinta.” Jawab Rania terisak.
Cinta ?! menarik sekali. Raja Aquamoris tersenyum mendengar perkataan Rania.
“ bisa kau jelaskan lagi seperti apa lebih tepatnya masalah cintamu ini.” Kata Raja Aquamoris tenang.
“ aku kesini untuk mencari Helex agar kami bisa kembali bersama ke Fialla.” Jelas Rania.
“ Helex?” Tanya Raja Aquamoris tak percaya.” Kau berpacaran dengan Helex?”
“ ya, paman. Helex adalah kekasihku.” Jawab Rania pasti. Gadis itu terkejut melihat ekspresi pamannya ketika nama Helex disebut.
“ sebagai pamanmu, kusarankan lebih baik kau menyerah. Tinggalkan pemuda itu, suruh Gilead membawamu pulang. Tak ada gunanya kau kemari untuk mencarinya, apalagi membawanya pulang ke Fialla. Itu tidak akan pernah bisa terjadi!” jawab Raja Aquamoris tegas.
“ paman?! Katamu kau akan membantuku. Mana?! Kau malah menyuruhku berpisah dengannya. Ada apa ini?!” tangis Rania seketika terpecah.
“ sayangku, jika dia telah berada di sini maka kau tak kan bisa mendapatkannya lagi. Helex tidak sepenuhnya malaikat seperti kita. Dia setengah malaikat. Ayahnya adalah seorang manusia, sama seperti teman-temanmu itu. Dia tidak ada bisa mengerti dirimu lagi jika kau memaksanya untuk pulang. Nalurinya bukan lagi naluri seperti kita, melainkan naluri manusia. Pulanglah! Carilah pemuda yang lebih baik darinya! Masih banyak Pangeran dari kerajaan lain yang siap mencintaimu.” Jelas Aquamoris lalu mengecup kening Rania dan pergi, menghilang.
            Keadaan menjadi kembali sunyi seperti tak terjadi apa-apa. Ketiga manusia itu menegang mendengar percakapan tadi. Gilead terdiam, berpikir keras. Rania terdiam. Napasnya tertahan, dadanya terasa sesak. Air matanya mengucur deras, sakit hati.
NEW YORK
            Keadaan kota seperti biasa, sibuk, penuh dengan hiruk-pikuk. Faster dan Helex masuk ke sebuah kedai minuman. Sambil menunggu minuman mereka, keduanya melihat acara di televisi. Terlihat banyak wanita catik memakai bikini two piece menari-nari dengan lincah. Terlihat pemandangan pantai yang indah, dan suasana pesta yang sangat ramai dan menggoda.
“ oh.. ternyata begitu gambaran pesta jika ditempat ini.” Kata Helex pelan sambil tertawa hambar. Helex merasakan sesuatu berdesir di benaknya, namun ia belum memahami apak itu.
“ Rio de Jeneiro! Kota yang indah. Apa kau ingin mencoba untuk mendatangi tempat itu ?” kata pelayan yang kemudian meletakkan gelas minuman Helex.
“ Rio de Jeneiro? Berapa lama untuk sampai ke sana ?” Tanya Helex menyelidik.
“ tak sampai sehari jika memakai pesawat.” Jawab pelayan santai.
“ pesawat?!” Tanya Faster tiba-tiba.
“ ya! Kau tahu, benda melayang yang mempunyai sayap seperti burung. Memiliki mesin, terbuat dari steel, mempunyai roda pendaratan, dengan suara menderu dan dikendalikan oleh manusia. Tolong jangan katakan kau berasal dari zaman batu!” jelas pelayan itu kemudian segera pergi setelah memandang Faster dengan keheranan.
“ faster, bisakah kita ke sana?” bisik Helex setelah pelayan itu pergi.
“ pergi ke mana? Ke pesawat itu? Tidak!” Jawab Faster.
“ bukan pergi pesawat itu, Faster! Maksudku pergi ke kota itu! Rio de Jeneiro!” jawab Helex bersemangat.
“ dasar bodoh! Jika kau ingin ke sana, kita bisa ke sana sekarang tanpa burung mesin itu. Apa kau lupa makhluk apa kita ini?!” jawab Faster dengan berbisik.
Seketika juga Helex merasakan suatu perasaan yang aneh. Makhluk apakah mereka? Makhluk apakah dia?
“ baiklah, bisa kita pergi sekarang?” Tanya Helex lagi.
ROMA
            Kelima orang itu berjalan keluar hutan.
“ ayah, akan kubuktikan bahwa kalian salah! Akan kubuktikan bahwa Cinta itu ada.” Katanya tegas segera berjalan pergi.
your highness, Faster menemani Helex di sini.” Jelas Gilead.
“ baiklah, mari kita temui mereka.”
RIO DE JENEIRO
            Matahari perlahan beranjak mengunjungi bagian lain dari Bumi. Langit mulai kemerahan, bahkan keunguan dengan berkas emas sinar mentari yang masih tertinggal. Lampu-lampu mulai dinyalakan, makanan kecil mulai dijajakan. Helex dan Faster menikmati pemandangan dengan berbaring di atas pasir pantai yang hangat. seorang gadis seksi dengan bikini merah yang membalut kulit coklatnya, menggoda mengajak Helex berdansa. Faster melihat Helex bangkit dan mulai menari dengan gadis itu.
“ Faster, kau ingin mencoba? Ayolah.” Ajak Helex. Faster hanya terdiam sambil tersenyum getir melihatnya. Disaat berikutnya mereka telah diajak duduk di pinggir jalan, menikmati semilir angin laut dengan suguhan penari cantik, makanan, dan minuman memabukkan. Faster memungut Helex yang tidur berdampingan dengan muntahannya dan membawanya ke sebuah penginapan.
“ faster, itu tadi sangat… luar biasa.” Katanya singkat lalu tertidur.
NEW YORK
 “ apa kau yakin mereka ada di sini?” tanya Rania ragu.
“ tentu. Aku yakin mereka di sini.” Jawab Gilead sambil memegang sejumput tanah.
“ atau setidaknya, pernah…” katanya lagi membuat Rania melotot padanya.
“ apa maksudmu? Apakah mereka sudah tak ada di sini?” Tanya Rania emosi.Gilead terdiam.       Tiba-tiba ponsel Santana berdering. Gadis itu segera menerima panggilan itu. Masing-masing tenggelam dalam pemikirannya. Kecemasan tiba-tiba menyelimuti Claudio, merasa ada sesuatu pada Santana.
Sekelompok orang datang menemui mereka. Setelah terlibat dalam pembicaraan serius, Santana akhirnya pergi mengikuti orang-orang tadi kembali ke Roma. Caludio hanya tersenyum miris mengetahui kenyataan bahwa ternyata Ia berpacaran dengan Putri salah satu pengusaha kaya di Roma yang saat ini telah dijodohkan dan akan menikah. Dia tak bisa berbuat apa-apa, karena orang miskin memang tidak dapat membantah. Sangty terlihat tegang hingga membuat Gilead pun memeluknya. Sedang Claudio dan Rania, terpaku, terdiam..
            “ alangkah baiknya, jika kini aku bisa bertemu dengan Helex.” Kata Rania pelan.
“ Your Highness, izinkan aku untuk mengantarkan kita ke sana.” Kata Gilead pasti.
RIO DE JENEIRO
            Faster mengambil tempat di sudut keramaian. Matanya mengawasi Helex yang sedang membagikan kartu. Ia tak habis pikir dengan sikap Helex yang terlihat biasa saja saat menyadari bahwa dirinya sudah tidak bisa terbang seperti Faster. Kecemasan mulai merambati perasaan Faster. Helex yang sekarang bukan lagi Helex yang dikenalnya.
            Seketika mata Faster menangkap sosok yang dikenalnya. Rania dan Gilead
 “ Your Highness” sapanya sambil membungkuk di hadapan Rania.
“ faster. Sedang apa di sini? Mana Helex?” Tanya Rania tegas. Faster segera mengantarkan mereka menemui Helex.
“ helex.” Panggil Rania. Pemuda itu terkejut dan segera menemui Rania.
“ akhirnya aku menemukanmu. Kita bisa kembali ke Fialla sekarang.” Kata Rania senang sambil memeluk pemuda yang dicintainya itu.
“ maaf.” Kata Helex lalu melepaskan pelukan Rania.” Sekarang namaku Alex, dan aku sudah tidak mungkin bisa kembali ke Fialla. Aku, menyukai tempat ini. jika kau ingin pergi, pergi saja. Tidak usah hiraukan aku. Dan bawa saja Faster, dia lebih baik melayanimu dari pada aku.” 
Seketika air mata Rania menetes. Tidak pernah Ia bayangkan akan terjadi hal seperti ini. Ia menangis dihadapan Helex berharap pemuda itu akan meralat ucapannya dan kembali bersama mereka, namun Helex yang kini menjadi Alex malah pergi meniggalkannya.
            Raja Androximus duduk terdiam di tahtanya. Di sampingnya terdapat Rasighwa yang tak dapat menghentikan tangisannya.
“ inilah akibatnya jika membiarkan emosi mengacaukan pikiranmu! Nikmatilah! Anakmu tidak akan bisa kembali lagi tanpa pemuda setengah itu!” sindir Aquamoris.
“ diam kau! Mengapa juga kau tidak membawa pulang anakku saat kau bersamanya?!” Tanya Androximus tajam.
“ Diam kalian!! Kita semua salah!! Ini semua salah!!” teriak Rasighwa di sela tangisannya. Ia pun bengkit dari tahta hendak kembali ke kamarnya.
“ sekarang, Anakku satu-satunya telah hilang. Terima kasih!” katanya lalu pergi.
PARIS
            Uadara pagi yang sejuk menyentuh kulit Rania yang lembut. Gadis itu duduk di atap, memejamkan mata sambil menikmati aroma Roti yang sedang dibakar. Di bawah sana, Faster dan Gilead sibuk mencangkul tanah, menanam segala jenis sayuran.
 Rania menatap langit, jauh menerawang. Membayangkan apa yang seang terjadi di Fialla sana, apa yang sedang di lakukan Helex di Rio. Baikkah dia?  Ahh.. pemuda itu tentu sudah tak memikirkannya lagi. membayangkan apa yang sedang di lakukan santana di Roma. Rania menatap langit pagi dan membayangkan, apa yang sedang dilakukan Caludio.
NEW YORK

            Claudio keluar dari sebuah gedung, memeriksa buku catatanya. Dia berjalan menuju sepeda motornya. Ia lalu menatap langit siang yang sangat panas itu kemudian tersenyum. Walaupun ia hanya seorang pemuda miskin yang ditinggalkan oleh kekasihnya yang ternyata orang kaya itu, namun dia tak menyesal karena Santana jelas mencintainya. Dan juga, dia tidak menyesal bisa bertemu dengan orang-orang aneh seperti Rania, Gilead, Faster, dan Helex. Dia bangga telah menjadi salah satu orang yang pernah bersama malaikat – setidaknya mereka menyebut diri mereka seperti itu. Dan Claudio yakin di Bumi tempat ia tinggal hanya ada Santana, Sangty – sekarang istri Gilead, dan dirinya yang mengetahui bahwa Malaikat kini benar-benar ada.






by : Prisca Magdalena 

Single is an option

For all the single ladies in this world, let me hear your voice that you agree with me about this case!
My name is Rebecca, and I’m 21 years old. Everyone around me always asking me about ‘Who is the guy can make me His someone Special?’. Ha-ha! What a ridiculous question! But, they think that, that is a normal question about boyfriend because I’m a girl and I’m pretty enough.
I’m a student in a university for Indonesian Language Department. I want to be a teacher, an Indonesian Language teacher, and its sounds great! And now, this is my last year and then, I will be graduate. I use eye glasses but my eyes real colours is Grey! my father from France and my mother is Real Indonesia but I love Indonesia very much! The sky, the sea, beaches, sunshine, mountain, lakes, trees, people, cultures, customs, and for your information, my mother come from Jakarta, and it makes me love Jakarta so much although we all knew that it has many problem. I can speak Indonesia very well, French, and English. My tall is about 167 cm and my weight is about 50 kg. I have short hair in my shoulder, and it’s black. I have pointed nose. And I’m single about 20 years since I was born but it’s not a big problem. Single make me can do everything I want.
Actually, I won’t be a liar. There was a guy who wants to be my boyfriend when I’m in 2nd semester. His name is William, come from Bali mixed with Italian blood.  He came to me bring his empty hand with a serious ridiculous face and kidnapped me to have some ice cream together. Not too bad. And when we were having our ice cream, suddenly he held my hand.
“Rebecca, I know this is stupid but just listen to me please before you start to throw up!”
“If you know that this is stupid, then why you keep going this, tu es fou ?!” said me, sweet.
“I.. I want to be your boyfriend, Rebecca. Would you like to accept me?” asked him.
You know, suddenly I was speechless. I thought, this is a stupid moment ever. I looked his face. Oh My God! He is such a good guy.
 “William, I’m so sorry. I don’t mean to hurt you, but I can’t. I’m not allowed to have boyfriend for now. This is from my dad. You know, maybe you think that we can have a ‘Backstreet Relationship’..” for you information. He looked like a child will have a big chocolate when I said the last sentence above.
“… but it’s such a lie. And lie to our parents is a worst sin ever! I don’t want to be a worst daughter ever for them.” After I finished my answer, he just looked at me and say ‘thank you. No problem’ and then go somewhere I didn’t know. I just finished my ice cream because it’s delicious and free then after that I went home.
**********     **********     **********
Today is my graduation day in my university. I’m so glad because my family here with me. They are so proud of me like the first time I said that I will be an Indonesian Language teacher in Australia. I’m happy because they always by my side. Make me strong, give me love, money, home, and many others. And now, they hug me and pray for me that what I wish will be good as I wished. And tomorrow, will be a call from Australia, place where I will teach and that will be an important result in my life.
**********     **********     **********
            Today counted 2 years later since the interview and I accepted In a High School there. Remember the title? Yeah.. I ever said that single is so much fun. We have our own world. Can do everything without asking permission for anybody we have no relationship – except our parents. But, it works when we still live with our family. Now, I feel like I need someone to protect me, to pay attention to me. So, I ask a permission to take some holiday from place where I’m working to have some rest in Jakarta or, maybe find some guy who wants to be my boyfriend. Haha!
            Don’t you doubt about me! I’m pretty! I’m beautiful! Beautiful from France or beautiful from Indonesia, I don’t care! But I care when everybody who ever saw me always said that I’m beautiful. So I have a chance, a little chance even just 25%, it still called chance. Chance to have a boyfriend.
“Welcome, beloved Indonesia! Welcome beloved Jakarta!” said me when I arrived in Soekarno-Hatta Airport, now.
Many things around in my mind, about my family, what will happen with my holiday this time, include how to have a boyfriend. Haha!
“Ouch!” wait! I just arrived and somebody crushing me?! Oh my God! Look at me now! He hurt my foot with his ugly big bag!
“oh! Sorry! I’m really sorry! I can’t see you. I’m in a hurry.” said Him.
“what?! You say what?! You can’t see me?! What the hell is going on? You, what am I? A plankton? So small so you can’t see me? Look! I am Human! And I’m big! So it is impossible if you could not see me, crapule !” I’m angry and it’s hurt so I said that with a loud voice and make everyone looking at me now.
“Rebecca ? what happened?” asked a guy and suddenly come closer to me.
“ William? Is that you?” asked me. Surprised and can’t believe.
“yeah, that’s me.”
“ don’t worry! No problem! I’ll take this from now. Just go!” said William makes the guy who crushing me go away with  thousands apologize from his mouth.
“ what are you doing here?” asked William.
“ I from Sydney. Teach there. Want to take some holiday here. What about you? You look so amazing!” serious! He is amazing.
“ I from Bali. Work in family company. And I’m just want to do same thing like you here.” Said William.
William, actually he is handsome and smart. So many girls in my university wanted to be his girlfriend. And I’m sure that you will say that I’m a fool when I denied him in the first time he tries.
“ so, will we meet again?” asked William.
“ yeah.. sure.. We are in the same town, right?!”
“ so, this is my ID-Card. Just call me if you agree to have some dinner with me while you stay in Jakarta.” Said him and go.

            I can’t believe that I smile when hear the invitation. Sure I will accept that. Not just because I want to say thank you for accompany me today, but more than that. I’ve told you, single is an option. But,  It’s depending on you, want to keep it or not. Then why I want to have a boyfriend? Single is Awesome! But, I’m tired to being awesome.


by : Prisca Magdalena