Beberapa hari ini, aku bersedih karena
merindukannya. Aku merindukan pesona cerianya yang biasa. Dia, yang tak pernah
ku bayangkan akan menjadi seorang dekat.
Saat ini, aku merindukan suara lembutnya saat
memanggil namaku, senyum manisnya saat melihat kedatanganku, tawanya saat
menertawakan kebodohanku yang dianggap lucu, dan pelukannya saat dia mengatakan
nahwa dia merindukanku.
Gadis
ini, yang tak pernah lepas dari kerudung dan sifat lemah lembutnya, telah
menjadi temanku. Teman baikku. Tanpa terkirakan sebelumnya.
Kami makan bersama, duduk bersama, tidur bersama,
tertawa bersama, hingga menangis bersama.
Ya.. bertapa mulia hatinya.
Disakiti begitu dalam oleh sahabat. Kepolosan dan
ketulusan dibalas dengan kebohongan. Kepercayaan dibalas adu domba.
Tapi kesempatan tetap terus diberikan.
Rasa saying yang sama di Antara kekecewaan.
Akhir-akhir ini ia tak seperti biasanya, yang super
ceria.
Gadis itu rentan sakit, dan kelelahan.
Kelelahan menghadapi sahabatnya, menghadapi tugas
dan tangung jawabnya.
Kelelahan berjang demi Masa Depan yang ada di depan
mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar