Rabu, 12 Oktober 2016

Kecantikan Dibalut Kesucian



Beberapa hari ini, aku bersedih karena merindukannya. Aku merindukan pesona cerianya yang biasa. Dia, yang tak pernah ku bayangkan akan menjadi seorang dekat.
Saat ini, aku merindukan suara lembutnya saat memanggil namaku, senyum manisnya saat melihat kedatanganku, tawanya saat menertawakan kebodohanku yang dianggap lucu, dan pelukannya saat dia mengatakan nahwa dia merindukanku.

Gadis ini, yang tak pernah lepas dari kerudung dan sifat lemah lembutnya, telah menjadi temanku. Teman baikku. Tanpa terkirakan sebelumnya.
Kami makan bersama, duduk bersama, tidur bersama, tertawa bersama, hingga menangis bersama.

Ya.. bertapa mulia hatinya.
Disakiti begitu dalam oleh sahabat. Kepolosan dan ketulusan dibalas dengan kebohongan. Kepercayaan dibalas adu domba.
Tapi kesempatan tetap terus diberikan.
Rasa saying yang sama di Antara kekecewaan.

Akhir-akhir ini ia tak seperti biasanya, yang super ceria.
Gadis itu rentan sakit, dan kelelahan.
Kelelahan menghadapi sahabatnya, menghadapi tugas dan tangung jawabnya.
Kelelahan berjang demi Masa Depan yang ada di depan mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar