Malam-malam datang dan terus berjalan.
Aku sang cahaya menikmati gelapnya
sebagai duniaku.
Aku sering memilih tidak tidur demi
menikmati malam.
Mencari kesibukkan, mengerjakan
pekerjaan yang tertunda, atau hanya sekedar menikmatinya.
Jika,
di satu kala pikiran ini mulai menyerah,
Berbaliklah
ke singgasana, bersandar pada Bulan,
Memeluk
Bintang.
Kala
itu, kala cahaya harus tertidur,
Mereka
yang tak diundang akhirnya dating menemani.
Mimpi…
Entah seperti apa rupa mereka.
Seperti perikah? Bunga - bunga cantikkah?
Apakah seperti pasir-pasir emas ajaib?
Atau seperti berkas cahaya terang
warna-warni?
Aku tak pernah tahu rupa mereka.
Seperti aku yang tak pernah mengerti
maksud dan tujuan mereka mampir.
Membawa kenangan manis bersama orang
terkasih…
Membawa kenangan buruk dan pahit yang
terjadi…
Membawa gambaran keajaiban yang tak
pernah terpikirkan...
Membawa gambaran hal-hal yang dicintai
dan dirindukan…
Membawa gambaran masa depan yang akan
terjadi,
Entah sedetik lagi, semenit lagi, sejam
lagi, entah…
Yang jelas, gambaran masa depan dalam
mimpi itu,
mereka benar-benar akhirnya terjadi.
Dan kenangan-kenangan sedih dan pahit
itu,
Ataupun gambaran hal buruk yang terjadi
yang dibubuhi dengan keajaiban.
Mereka terlihat nyata.
Membuat cahaya berdoa lalu menangis
tersedu-sedu dalam tidurnya.
Membuatnya ketakutan, hingga terbangun
dalam kegelapan.
Kenyataan yang menjadi mimpi,
Mimpi yang menjadi kenyataan,
Entah sejak kapan, entah sampai kapan,
entah untuk apa..
Tak ada yang tahu.
Apakah ini berkah atau kutukan?
Mimpi…
Hanya mimpi yang tahu.
Biarlah mimpi, menyelesaikan mimpinya.
Dan cahaya, tetaplah begitu…
Bersahabat dengan mimpi…
Dan keajaiban…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar